PEMECAH KEBUNTUAN DIMASA DEPAN

TEKNOLOGI TEPAT GUNA

TEKNOLOGI TEPAT GUNA
BERPIKIRLAH SEBELUM ANDA MENJADI BAHAN PIKIRAN

BETA Fresh

BETA Fresh
KEMASAN BOTOLAN BETA Fresh

Kamis, 14 Februari 2008

DAUN PEPAYA DAN TEMULAWAK ANTI-DBD (DEMAM BERDARAH-MALARIA)

Jumat, 18 Februari 2005

(KOMPAS)
Daun Pepaya dan Temulawak Anti-DBD


SUATU hari, Maxentius Umbu Hina (37) alias Max membawa sebotol minuman berwarna hijau untuk diberikan kepada kenalannya yang terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Sayang, istri dari temannya itu menolak. Max akhirnya hanya menunggui saja temannya yang hanya beberapa jam kemudian meninggal.
Max pulang dengan sedih. Ramuan penyembuh DBD yang telah ia teliti sejak 1993 dan telah menyembuhkan beberapa tetangganya dari DBD sejak tahun 2001, tidak dapat diterima temannya.
Namun, Max tidak putus asa memberikan pertolongan pada penderita DBD. "Meskipun masih sedikit orang yang minum ramuan ini, sejak 2001, jumlahnya tidak lebih dari 100 orang," kata Max yang hanya memperkenalkan ramuan itu pada teman-temannya.
Semua teman-temannya yang meminum ramuannya telah sembuh dalam waktu kurang dari 24 jam. Itulah yang menyebabkannya terus memperkenalkan ramuan ini.
MINUMAN berwarna hijau pekat yang nyaris seperti air lumut itu, merupakan perasan air daun pepaya, temulawak, meniran, dan gula merah.
Max yang alumni Teknologi Pangan dan Gizi, Universitas Bandung Raya, itu sudah meneliti pepaya sejak 1993. Tahun 1994, dari hasil penelitiannya tentang pepaya, ia membuka bisnis penyadapan getah pepaya di Boyolali, Jawa Tengah.
Bergelut terus-menerus dengan pepaya menyebabkan ia tahu betul sifat-sifat pepaya. Dari salah satu penelitiannya, ia menemukan bahwa enzim dalam getah pepaya mampu merusak protein mikroba.
Jika protein sudah rusak, maka mikroba akan kehilangan fungsinya, lalu mati. Enzim yang terkandung dalam pepaya adalah Peptidasi A, Peptidasi B, dan Cimo Papaine.
Pada saat bersamaan, wabah DBD mulai muncul di berbagai tempat. Ia pun langsung menghubung-hubungkan hasil penelitiannya dengan kebiasaan orang Indonesia bagian timur yang biasa menyantap daun pepaya untuk menyembuhkan malaria. Ia pun menduga bahwa pepaya bisa juga menyembuhkan DBD.
DBD disebabkan masuknya virus yang terdapat di air liur nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini senang hidup di air tergenang yang bersih. DBD dapat menyebabkan kematian jika tidak segera diatasi.
Max melakukan penyempurnaan dalam penelitiannya. Enzim pepaya yang bisa merusak protein mikroba, ia campurkan dengan temulawak atau kuning gede. Temulawak bermanfaat untuk menstabilkan tekanan darah.
"Karena yang diserang adalah darah maka akan ada gangguan pada tekanan darah dan harus ada yang bisa menstabilkannya," ujar Max.
Kondisi penderita DBD biasanya lemah karena hanya sedikit makanan dan minuman yang mampu mereka konsumsi. Padahal untuk melawan serangan virus DBD yang mengonsumsi darah, si pasien harus memproduksi darah lebih banyak. Produksi dilakukan oleh hati dan itu membutuhkan energi yang sangat banyak. Untuk meningkatkan energi dengan cepat, tubuh manusia membutuhkan glukosa yang bisa diambil dari gula merah.
Max juga memberikan daun dan batang meniran sebagai agen pendeteksi serangan virus. "Dalam meniran terdapat suatu zat yang bisa mendeteksi adanya serangan virus. Informasi itu akan disampaikan pada antibodi untuk segera mempersiapkan pertahanan, salah satunya dengan meningkatkan produksi darah," tutur Max.
Pembuatan ramuan ini tidaklah sulit. Pilihlah daun pepaya yang mengandung banyak getah dan enzim perusak protein. Biasanya daun tersebut adalah daun ketiga dari pucuk pohon pepaya.
Ambil tiga helai daun pepaya, lalu diblender, dan diperas. Perasan dicampurkan dengan empat sendok tepung temulawak, gula merah, dan meniran. "Semua bahan direbus, tetapi tidak boleh sampai mendidih agar enzim tidak rusak," kata Max.
Ramuan ini sebaiknya diminumkan sesegera mungkin pada pasien sebanyak 250 mililiter. "Bagi bayi, sebaiknya ibunya yang meminum ramuan dan bayinya menyerap enzim dari air susu ibunya," kata Max.
Ramuan ini tidak berbahaya dan tidak menimbulkan efek samping seperti mengeraskan feses dan mengganggu pencernaan. Tetapi, perempuan hamil tidak bisa meminumnya karena ramuan ini menyebabkan keguguran kandungan.
"Untuk penderita diabetes sebaiknya melakukan konsultasi pada dokter untuk menstabilkan tekanan gula darahnya," kata Max.
Elita Estrela (25), pernah menggunakan ramuan ini pada tahun 2004, setelah ia dirawat selama seminggu di Rumah Sakit Cibabat, Bandung.
Hari ketiga dirawat di rumah sakit, trombositnya tinggal sekitar 30.000 per milimeter kubik darah. Saat itu, ibunya langsung mencari pertolongan lain. "Kami mendapat informasi ramuan pepaya, temulawak, meniran, dan gula merah bisa menyembuhkan," kata Elita. (Y09)

Tidak ada komentar: